Tuesday, April 28, 2015

3088 Mdpl dan Danau Taman Hidup

3088 Mdpl dan Danau Taman Hidup

Sabtu 28 maret 2015 setelah menghadiri suatu acara di kampus saya sempatkan mampir ke kantin sebentar saat itu ada rohmat dan kemudian rania juga hadir di kantin, Tak lama kemudian saya pulang. Sesampainya di rumah aku sempatkan untuk makan mandi dan packing barang – barang yang semalam sudah saya siapkan. Tak lupa juga saya ijin dulu sebelum berangkat sama ibu tersayang.
Anwar sms sebelum ke stasiun kumpul dulu di toko magnetic adventure shop toko yang menyediakan alat – alat outdor toko milik seorang kasus[er] yaitu om tamar. Ketika aku sudah sampai di toko ternyata anwar belum ada yang ada om tamar, om boim dan om gondrong kemudian aku ke wisma mau meminjam jas hujan ponco punya om hasan.
Aku , anwar , dan om jacky berangkat dari stasiun pemalang jam 17.35 wib tujuan stasiun poncol di semarang dengan harga tiket 50k, sebenarnya tujuan kami adalah surabaya di stasiun pasar turi tapi karna tidak kebagian tiket terpaksa kami beli 2 tiket dari pemalang ke semarang 50k dan dari semarang ke surabaya 50k.

Kami sampai di stasiun poncol jam 19.15 wib, kemudian saya langsung mencari warung nasi di depan stasiun sambil menunggu kereta yang berangkat ke arah surabaya jam 20.29 wib. Warung di depan stasiun lumayan enak mungkin karena saya sudah lapar dan harganya pun standar aku makan nasi telur dan teh anget Cuma 8k.
Setelah makan kami masuk ke stasiun lagi dan tak lama kemudian kereta kertajaya arah surabaya pasar turi pun datang. Kami dapat gerbong nomer 3 dan aku dapat kursi 16C, ternyata ada yang nempati, aku basa – basi dengan menanyakan “ini kursi 16C ya?”tetapi malah di jawab “ kursi yang lain masih banyak yang kosong” seharusnya saya yang berhak mengusir karena nomer kursi itu yang tertera di tiket saya tapi wanita tua berjilbab itu tak tau malu dan sangat rendah kesadaran dirinya, mungkin pingin satu kursi dengan keluarganya tapi ga gitu juga harusnya. Aku kemudian mencari kursi yang kosong, sebenarnya aku kurang nyaman duduk di samping ibu – ibu yang tadinya sambil tiduran karena 2 kursi di sampingnya kosong, ah su dah lah.
Kami sampai di stasiun pasar turi surabaya minggu 29 maret 2015 jam 00.15 dan masih ada angkutan yang menuju ke terminal bungurasih surabaya kalo tidak ada alamat harus nunggu sampai pagi dan tentunya lama. Di dalam angkutan banyak orang-orang yang membawa tas – tas gede, ada yang mau ke raung ada yang mau ke pulau sempu dan ada yang mau ke arjuna welirang. Ongkos dari pasar turi ke terminal bungurasih perorang 12K biasa tarif malam. setengah jam kemudian sampailah di terminal bungurasih di sini bis – bis nya ready 24 jam. Kami naik bis menuju terminal probolinggo dengan tarif 18K/ orang. Harusnya kami turun di pajarakan ( dari terminal bungurasih turun di pajarakan ) karena tidak tahu kami kebablasan sampai di terminal baru probolinggo dan harus naik bis lagi arah pajarakan. Sebelum naik bis kami ngeteh dulu biar anget karena saat itu terlihat habis hujan deras. Teh cap wayang yang jual ibu – ibu sudah lumayan tua. Saat itu kami dan penjual teh spontan ketawa karena ada salah paham antara om jacky yang ngomong pake bahasa jawa sedangkan ibu penjual teh lebih sering menggunakan bahasa sehari – hari dengan bahasa madura.
Kami naik bis kearah pajarakan dengan tarif @7K. Terlihat seorang bapak – bapak yang duduk di depan samping kiri saya memakai topi rimba dan menggantikannya dengan kupluk, ternyata beliau mau sholat subuh di bis. Tak lam kemudian naik ibu – ibu tua dengan anaknya, laki – laki kira – kira masih SMP. Entah kenapa seketika ibu – ibuu itu di mintai ongkos oleh kondektur aku merasa kasihan, di samping kiri tempat duduk saya ada laki – laki yang kebetulan tujuannya sama dengan kami yaitu di pertigaan pajarakan arah krucil bermi. Dan kami turun bersama dengan orang itu. Untuk menuju arah bermi kami harus menunggu sampai jam 06.00 dulu baru ada bis yang menuju ke bermi, tapi ketika kami mau membeli logistik tiba – tiba ada seorang sopir yang menghampiri kami. Setelah nego tarif  kami pun naik angkot tersebut menuju polsek bermi dengan ongkos 50K Untuk 3 orang. Setelah ijin di polsek dengan mengisi daftar nama dan alamat kemudiann kami ke basekam bermi jalan kaki sekitar 7 menit sudah termasuk foto – foto di masjid hehe...
Pak arifin no. Hp 085204941082 pengelola basecamp bermi. Seperti biasa ketika saat mau mendaki harus ijin dulu dan membayar retribusi. Setelah mengisi surat pernyataan dan bertanda tangan di atas materai kami di mintai fotocopy KTP atau identitas diri, karena pagi itu tempat fotocopy yang ada di samping rumah yang di jadikan basecamp tutup kemudian pak arifin mengantarka aku ke tempat fotocopian lain menggunakan motor sedangkan om jacky dan anwar belanja logistik di toko samping basecamp. Ternyata tempat fotocopian yang kami tuju tutup juga. Kemudian saya kembali lagi ke basecamp.  Om jacky sama anwar kayak emak – emak lama banget belanjanya. Setelah saya samperin ternya terjadi salah jumlah sehingga harus di hitung ulang. Belanja logistik untuk kami bertiga habis Rp 283.750,- . di toko ini tidak ada gas tabung yang ukuran 230/220 gr yang untuk kompor portable atau kompor mendan ( gasmate ) untung saja pak aarifin punya persediaan.

Kami sempat kaget ketika menanyakan retribusi yang harus di bayar kami bertiga, yaitu 210K , ternyata tarif retribusi untuk 1orang / 1 hari 20K untuk hari kerja dan 30K untuk hari libur. Jadi kami harus membayar biaya retribusi 30rang / 3 hari ( minggu, senin , selasa ) , gas tabung 15K , ganti Materai dan fotocopy 10K jadi total 235K, biaya retribusi yang lebih mahal dari gunung semeru.
Sebelumm pendakian di mulai seperti biasa kami membagi logistik biar bebannya rata . saat itu juga ada pendaki dari jogja baru sampai di basecamp, 3 pendaki dari jogja, kota asal mereka yaitu ada yang dari jakarta, maluku, dan bima. Kami berangkat dari basecamp bersama – sama jam 09.45 wib.
Seperti yang sudah di jelaskan pak arifin, untuk mendaki sampai di danau taman hidup perlu waktu sekitas 6 jam.
Kami mulai jalan, sebelum sampai masjid belok kiri dan ketemu gerbang selamat datang di danau taman hidup. Di gerbang danau taman hidup kami sempatkan untuk foto- foto dulu dan kemudian berdo’a. Dari sini kami jalan lurus terus ketemu sendang lurus terus menyebrangi ladang – ladang warga, banyak percabangan yang agak membingungkan tapi terus saja lurus, jalan masih agak landai hingga sampai pos I jam 10.40 wib.

Dari pos I kami memasuki hutan damar pohonya besar dan rindang hawanya sangat sejuk dan tak terasa panas. Di hutan damar ini terkadang masih ada petani / pencari burung yang lewat sini. Setelah 1 jam barulah memasuki hutan rimba yang sebenarnya. Jalur sangat panjang berkelak – kelok dan mennjak , banyakk jalan tembus tapi sangat terjal dan di sepanjang jalur banyak terdapat nyamuk dan  lintah sehingga ketika berhentiuntuk istirahat harus hati – hati . jam 12.00 wib kami berhenti sejenak untuk ngopi – ngopi , bercanda dan makan snack seadanya untuk menunda lapar. Biasa om jacky sebagai dalang anwar sebagai sinden aku dan ketiga orang jogja penontonnya hehe.
Setelah beberapa menit perjalanan di lanjutkan kembali meskiipun masih jam 14.00 wib kabut sudah turun dan sangat tebal sehingga jarak pandang kami terbatas. Jam 15.00 wib masih saja di hutan dan penuh perjuangan, kami sempat rombongan dari kalimantan, sudah hari ke 4 star dari basecamp baderan. Di gunung ini jarang sekali ketemu pendaki lain tidak sepert gunung – gunung di jawa tengah. Perjalanan di lanjutkan kembali dan masih saja belum sampai di per3an antara arah ke danau taman hidup dan arah menuju hutan lumut. Rombongan dari jogja dan anwar jauh di depan, sedangkan akuu dan om jacky di belakang. Rasa ngantuk karena semalam kurang istirahat dan rasa lelah karena jalur semakin menanjak membuat kami cepat istirahat setelah 1 jam kemudian aku dan om jacky memasuki kawasan swaka marga satwa dataran tinggi YANG di tandai dengan papan besar yang terpasang di pohon bertuliskan larangan dari balai besar KSDA JATIM.

Perjalanan di lanjutkan kembali, jalur menurun  dan landai tak lama kemudian sampailah di danau taman hidup jam 16.15 wib. Terlihat anwar lagi ngobrol sama orang – orang dari bali yang naik dari arah baderan, orang dari bali lagi nunggu pendaki  naik dari arah bermi karena mereka tidak tahu jalur arah bermi. Dan 3 orang dari jogja lagi foto – fot di danau taman  hidup. Aku pun tertarik untuk menuju ke danau taman hidup tapi jalan menuju danau taman hhidup becek penuh dengan lumpur mungkin karena musim hujan dan kalau musim kering di pinggiran danau hidup bisa di jadikan tempat untuk bertenda.

Kami kemudian masak – masak , anwar sebagai koki om jecky ndalang dan saya mendirikan tenda. Setelah selesai makan dan ngobrol – ngobrol kemudian kami tidur jam 20.00 wib. Hawa disini tidak terlalu dingin dan kami pun tidur dengan nyenyak sampai –
Senin 30 maret 2015 jam 06.00 wib. Seperti biasa anwar langsung menyiapkan alat masak dan menu pagi ini yaitu ratu bakar dan secangkir susu hangat yang nikmat. Setelah semua siap dengan perbekalan, kami meneruskan pendakian dan kami memutuskan untuk meninggalkan tenda dan membawa alat yang di butuuhkan untuk menuju puncak.
Jam 07.50 kami melanjutkan pendakian dari danau taman hidup ke puncak argo puro. Dari danau taman hidup  jalur kuran terlihat jelas hanya ada marker dari tali yang nengikat di pohon. Setelah kami melewati sungai yang mengalir dari danau taman hidup, kami memasuki hutan taman lumut. Di sepanjang jalur ini tumbuhan – tumbuhan semacam rumput sangat tinggi dan tebal sehingga di anjurkan memakai pakaian lengan panjang biar tidak gatal – gatal dan memakai geither agar kaki tidak cepat basah dan terlindung dari kayu. Setelah satu setengah jam di hutan lumut kami memasuki hutan cemoro limo. Di jalur ini banyak terdapat mata air. Jalur menanjak dan harus hati – hati karena jalannya licin. Di sepanjang jalur ini banyak terlihat kera yang seakan – akan memberitahukan keberadaannya. Setelah jam 11.30 wib sampailah kami di pertigaan arah ke puncak dan arah ke cisentor. Kami istirahat sejenak dan melanjutkan kembali pendakian. Anwar menyarankan kepada ketiga orang jogja itu yang mau lintas jalur untuk lewat puncak lalu turun ke rawa embik agar tidak kejauhan karena kalau menuju ke cisentor akan bolak balik ( cisentor – rawa embik – puncak argopuro – turun lagi ke rawa embik ci sentor lalu menuju jalur baderan ) sedangkan kalo yang di tuju langsung puncak argo puro otomatis lebih cepat karena tidak muter ( puncak – rawa embik – cisentor – dan menuju baderan ), akhirnya teman – teman dari jogja mau dan kami tetap ber 6 menuju arah puncak. Jalur sangat menanjak dan rumput – rumput sangat tinggi da lebat sehingga pakaian kami basah.
Setelah jam 13.55 wib kami masak – masak di samping mata air. Setelah 30 menit kemudian pendakian di lanjutkan kembali sampai di pertigaan menuju puncak rengganis dan arca hujan turun dan kami segera memakai jas hujan dan melanjutkan ke puncak arca, dan sampai di  puncak arca jam 15.30 wib. Karena hujan tidak juga reda kami memutuskan untuk mendirikan tenda d tengah – tengah antara puncak arca dan puncak argo puro. Kami nebeng di tendanya orang jogja. Angin di sini sangat kencang dan suhunya sangat dingin. Kami istirahat sebisannya.
Akhirnya pagi juga , selasa 31 maret 2015 kami menuju puncak argopuro jam 06.15 wib dan sampi di puncak jam 06.30 wib.

Jam 08.00 kami turun dari puncak argopuro dan sampai di danau taman hidup jam 11.30 wib, saat itu ada orang yang baru sampai di danau taman hidup dari dari basecamp bermi yaitu mas untung dan mongol orang asli ranupane. Setelah makan – makan kami turun dari taman hidup jam 13.45 dan sampai basecamp bermi jam 16.00 wib. Sayang sekali kami telat beberapa menit saja, dan bis dari bermi menuju pajarakan sudah lewat. Disini bis hanya lewat 2x saja yaitu antara jam 15.30 – 16.00 dan jam 05.30 – 06.00 wib akhirnya kami memutuskan menggunakan ojeg dari bermi ke pajarakan dengan tarif @5OK dengan waktu tempuh 1 jam menggunakan sepeda motor. Dari pajarakan menuju terminal probolinggo lama biaya @7K dan tak lupa kami sempat kan makan nasi rawon dan teh seharga @15k di warung samping terminal. Setelah makan kami menggunakan ojeg ke stasiun probolinggo biaya @15K karena jam 21.00 wib sudah tidak ada angkot.
Setelah sampai stasiun probolinggo ternyata jam keberangkatan kereta arah purwokerto hanya jam 18.18 wib dan 06.35 wib, terpaksa akhirnya kami beermalam di stasiun probolinggo.
Rabu 1 april 2015, bangun pagi sarapann nasi rawon dan teh @14K, dan kemudian menunggu kereta datag. Harga tiket biasanya hanya 50k tetapi karena ada kenaikan harga mulai 1 april 2015 harga tiket menjadi 80K.
Sampai di stasiun purwokerto jam 18.30 wib. Angkutan yang menuju terminal purwokerto sudah tidak ada, kalo pake ojeg tarifnya @20k perorang akhirnya kami  pake taksi dengan tarif 50K ( 3 orang ) ke terminal purwokerto.
Di terminal purwokerto ternyata bis yang menuju pemalang terahir jam 16.00 dan akhirnya kami ngopi – ngopi  di warung samping pintu keluar bis terminal purwokerto sambil menungggu firman dari komunitas fosil. Di warung sempat ketemu 1 cewe dan 1 cowo yang mau naik ke gunung prau.
Firman fosil dan anwar menuju rumah firman sambbil membawa 3 cerir dan kemudiann datang lagi menjemput saya dan jecky. Sial motor yang kami naiki masuk ke lubang aspal membuat ban dalam motor saya harus di larikan ke bengkel dan di ganti dengan ban dalam motor yang baru. Ban motor dan biaya pemasangan di kenai ongkos 35K. Ahirnya saya sampai di rumahnya firman, kami ngobrol 2 sebentar dan tidur kemudian bangun jam 03.00 menunggu bis arah ke pemalang, kemudian kami naik bis ke arah pemalang dengan tarif @40k dan akhirnya sampailah kami di markas PEMALANG RESCUE hari kamis 2 april 2015 jam 06.00 wib.





Monday, February 9, 2015

342 KM

Libur telah tiba di tandai dengan selesainya saya mengerjakan soal uas matakuliah terakhir yang ada di jadwal uas semester  5. Seperti biasa saya dan teman – teman asik merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu liburan. Seperti yang sudah – sudah, banyak yang mencari tempat baru yang belum di tuju ataupun tempat yang sudah di tuju tapi pemandanganya indah dan masih nyaman untuk di kunjungi.  Ada yang mau ke tempat kakeknya yang ada di luar kota, ada yang mencari spot untuk memancing , ada yang mencari puncak gunung yang ingin di daki dan ada yang hanya sekedar santai dirumah saja. Banyak keinginan banyak pilihan dan banyak juga biaya yang nantinya akan di keluarkan tentunya sesuai dengan tempat yang akan di tuju.
Saat itu saya sedang main di markas pemalang rescue, markasnya para relawan terutama para relawan yang berdomisili di pemalang dan sekitarnya. Markas yang biasa di gunakan untuk rapat , belajar pendalaman materi dan bahkan hanya untuk kumpul – kumpul saja dan karena para relawan basicnya adalah pendaki bahan obrolanya pun tak jauh jauh dari gunung laut dan hutan belantara. Ada yang merencanakan ke gunung rinjani, merbabu, merapi dan arjuna welirang karna waktu itu juga banyak yang libur dari pekerjaanya masing – masing, tapi menurut saya terlalu mainstream ketika waktu liburan di isi dengan kegiatan pendakian.
Entah berawal dari pembicaraan apa dan entah itu ide dari siapa tiba – tiba ada yang mengajakku untuk bersepeda ke batavia, yaitu samsul arifin yang biasa akrab di panggil pak samsul, adalah seorang guru yang mengajar di smk islam pemalang, smk yang di tunjuk sebagai smk rujukan atau percontohan dari smk yang ada di daerah pemalang. Pak samsul di kenal sebagai guru yang baik, beliau juga sebagai pembina di PAKIS ( Pecinta alam smk islam pemalang )sispala yang ada di smk islam pemalang. Beliau juga orang yang bijaksana menurut teman – teman yang biasa kumpul bareng. Aku sempat menanyakan siapa saja yang ikut,dan untuk sementara yang rencana ikut Cuma bertiga yaitu aku pak sambsul dan satunya lagi boim. Aku biasanya manggil beliau om boim karena secara umur dia lebih tua dari saya. Ya om boim seorang yang keseharianya bekerja sebagai security atau satpam di salah satu instansi yang ada di daerah pemalang.
Sebelum hari pemberangkatan yang sudah kita sepakati aku dan pak samsul sibuk membawa sepeda ke bengkel untuk mengecek kondisinya apakah masih layak untuk di naiki sampai ke batavia atau tidak dan mengganti onderdil yang memang sudah harus di ganti karena sepeda yang akan di naiki pak samsul adalah sepeda warisan dari almarum ayahnya. Sedangkan aku memakai sepedanya pak samsul yang saat itu masih di titipkan di kakaknya.
Om boim pun sama seperti yang di lakukan saya dan pak samsul, tapi karena mungkin sepedanya om boim biasa di naiki untuk jarak tempuh yang panjang jadi tak perlu lagi mengganti onderdil hanya saja sedikit menambah aksesoris seperti senter untuk penerangan untuk perjalanan malah.
Sesuai dengan yang kita sepakati sehari setelah hari natal atau lebih tepatnya tanggal 26 desember 2014 kita start hari pertama , tentunya juga sudah ijin kepada orang tua masing – masing. Kami start dari markas PR ( pemalang rescue ) Jam 07.00 wib kebetulan saat itu juga ada adenz seorang relawan yang sangat sayang dengan binatang terutama pada binatang luwak , sampai terlalu sayangnya dengan luwak tidurpun sekamar berdua dengan luwak hehe – kami pun meminta memotret.


Jumat 26 desember 2014 hari pertama kita akan mengayuh sepeda lebih lama dari biasanya lebih panjang jarak yang akan di tempuh dan perlu mental dan fisik yang tangguh. Kami start dari markas jam 07.00 tak lupa kami juga mampir di sekolah smk islam pemalang menemui teman teman yang katanya mau mengantar sampai di perbatasan pemalang tegal.
Kami bertiga di iringi teman teman yang bersedia merelakan diri untuk sekedar menemani atau mengawal dari smk islam pemalang sampai di perbatasan pemalang tegal. Dari pemalang sampai di perbatasan banyak yang melihati kami seakan –akan melihat konvoi karena pada saat itu memang banyak dari teman – teman yang mengawal kami.
Setelah sampai di perbatasan atau sering di sebut pelawagan teman –teman berhenti dan melambaikan tangan dengan mesra seakan – akan di berharap kami bertiga segera pergi jauh dan jangan pernah kembali hahaha,, teman – teman lansung belok kiri kearah alun – alun pemalang sedangkan kami lurus melanjutkan perjalan, sungguh mengharukan.
Saat itu masih jam 08.30 kami sempatkan untuk mencari warung dan sarapan karena tadi pagi belum sempat sarapan. Kami sarapan di warung ayahnya temennya pak samsul ketika SMA,tetapi saat itu orangnya tidak ada di warung hanya saja ada ayahnya saja. Setelah sarapan selesai perjalanan di lanjutkan kembali.
Setelah satu jam setengah akhirnya kita sampai di gapura selamat datang kota tegal bahari, tenaga masih fit dengan ekpresi gembira kami sejenak sempat kan diri untuk berpose hehe..

Perjalanan di lanjutkan kembali, jalan raya tegal menuju daerah brebes terasa begitu terik dan panas, ku kayuh sepedaku agar cepat sampai di brebes kemudian akhirnya sampai juga tak lupa kita juga mengitari alun – alun breber setelah itu langsung mencari masjid di pinggiran jalan yang menuju arah ke barat. Akhirnya ketemu juga masih untuk kita ber sholat jum’at di masjid brebes.
Ku parkirkan sepedaku di depan toko samping masjid yang kebetulan saat itu tutup. Aku dan pak samsul langsung ganti pakaian untuk menuju masjid. Setelah selesai sholat jum’at pak samsul sempat tertidur sebentar karena memang saat itu hawa di dalam masjid sangat adem dan nyaman dan jadi bikin ngantuk.
13.00 wib perjalanan di lanjutkan kembali, dengan kondisi awan yang sangat panas dan perjalanan masih sangat sangat panjang berharap cuaca ini teduh agar tak terasa terlalu panas di kulit dan tubuh ini. Sinar matahari mulai meredup langitpun mulai gelap butiran air berjatuhan dari langit dan hujan, untungnya kami menemukan warung kopi di depan full atau PO DEDI JAYA untuk sekedar meneduh dan sambil mengopi menunggu hujan reda.

Untuk menhilangkan rasa lelah sembari menunggu hujan reda kami bercanda dan membahas perjalanan yang sudah di lewati dan yang akan di lalui sambil ngopi – ngopi ngeteh dan uzdud.. kebetulan juga ada seseorang di samping kami yang katanya pernah bersepeda dari cirebon sampai jakarta. Kami ngobrol banyak dengan orang itu saling tukar pengalaman.
Hujan semakin deras saja sudah satu jam lebih kita menunggu reda dari jam 14.00 -15.00 masih hujan saja, dah akhirnya jam 16.00 hujan mulai reda dan kami pun  meluncur dengan pakaian tempur karna saat itu masih gerimis jam 16.30.

Ku kayuh sepedaku menelusuri aspal – aspal yang menempel di tanah di iringi rintikan hujan yang membasahi muka ini, pak samsul di posisi depan sebagai pengatur laju dari sepeda kami dan om boim di belakangku mengimbangi . setelah satu jam kemudian akhirnya sampai juga di perbatasan jawa tengah dan jawa barat yaitu brebes dan cirebon.

Kembali  ku kayuh sepeda dengan sisa – sisa tenaga yang ada untuk sampai di kota cirebon kota yang rencananya untuk di jadikan peristirhatann malam pertama. Dari perbatasan sampai ke kotanya sendiri masih jauh menurut informasi yang di dapat, jarak tempuhnya kira – kira 35 km jadi sekitar 3 jam an jika di tempuh pakai sepeda.
Langit mulai gelap matahari yang tertutup mendung mulai menghilang dan hari pun berganti malam. kami menyiapkan alat penerang atau senter untuk menerangi jalann yang kita lewati dan sebagai tanda agar mobil atau motor yang melaju dari belakang pun tahu. Hampir dua jam lebih sepeda ini teruh di kayuh tapi tetap saja belum sampai kota cirebon akhirnya kita pun istirahat sejenak sekedar minum dan menyalakan sebatang rokok. Sebatang rokok telah terbakar habis, perjalan di lanjutkan kembali. Kali ini kita mencari tempat untuk makan di sepanjang jalan, entahlah nanti  jam 21.00 sudah sampai di kota apa belum yang penting perut ini untuk segera di isi.
Seketika kami melihat masjid di samping jalan, kami pun langsung memberhentikan laju sepeda kami. Sepertinya masjid itu nyaman untuk di jadikan tempat istirahat karena gerbang tidak terkunci dan sepeda bisa di masukan. Setelah sepakat nanti malam nginepp disini kemudian kami mencari makan yaitu di angkringan yang tak jauh dari masjid.
Jam 20.45 setelah selesai makan kami kembali ke masjid dan ritual untuk menyiapkan perjalanan hari esok yang tadi sudah kami rencanakan di angkringan.


Sabtu, 27 desember 2014. Jam 04.00 wib kami bangun dan merapikan peralatan yang berceceran di depan pintu / di teras masjid dan memasak air untuk membuat teh dan kopi. Setelah kami selesai sholat kami pun langsung merapikan peralatan dan packing – packing. Dan tak terasa sudah jam 05.35 kami pun langsung meluncur.
Seperti biasa pak samsul ( kakak pertama )di depanku dan om boim ( kakak kedua )di belakangku, layaknya perjalan ke barat mencari kitab suci hehe dan di suatu jalan pun sempat ketemu dengan siluman mimpi , maksut saya ketemu dengan seorang bapak – bapak dengann sepeda MTB nya dengan atribut lengkap medekati laju sepeda pak samsul dan berbincang bincang sembari menunjukan jalur yang baiknya di lalui , padahal saat itu kami sudah menargetkan waktu agar tak terbuang tapi tak apalah nambah kanca nambah sedulur ( kata – kata yang sering di uccapkan oleh teman kami di kasus yang bernama missly ) tak lama kemudian setelah kami di ajak olehnya ke sebuah pelabuhan yang ada di cirebon sepertinya beliau masih ingin berbagi cerita tentang pengalamanya bersepeda. Katanya beliau pernah terjatuh saat bersepeda sampai kakinya patah, tentunya itu sebagai pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan dalam hidupnya.
Setelah satu jam muter – muter di pelabuhan akhirnya kami pun berpisah, dan kami lanjutkan perjalan kembali yang sempat terhambat.

Perjalanan ini masih sangat panjang untuk kami lalui, untuk hari ini cuaca sungguh sangat bersahabat mungkin karna masih pagi jadi sinar matahari tak terlalu terasa terik di kulit ini. Setelah jam 08.30 akhirnya sampai juga di perbatasan cirebon indramayu dan kami sempatkan untuk istirahat dan buang hajat kebetulan kami istirahat di kampus yang berdekatan dengan pom bensin. Di Pondok pesantren darul ma’arif indramayu atau yang biasa di sebut kampus hijau. Ku minum air yang masih tersisa di botol dan kua ambil rokok untuk sejenak melupakan rasa lapar karena belum sempat sarapan dari tadi pagi.
Para mahasiswa masuk kampus hijau sampil menatap aneh mungkin di benaknya terselip tanya “ orang – orang aneh “ hehee..

Dari kampus hijau kami meluncur mencari makan pas kebetulan ada warteg dan penjualnya asli orang tegal juga, kami pun ngombrol tanpa rasa malu dengan bahasa daerah masing – masing sambil menanyakan arah ke jakarta yang melalui jalan alternatif.
Masakannya begitu sangat nikmat entah karena kami terlalu lapar atau memang masakanya yang benar – benar enak, tak usah di pikir yang penting makan untuk menambah kalori dalam tubuh.
Jam 10.00 kami lanjutkan perjalan kembali setelah tadi perut sudah di isi. Seperti makan kacang dewa yang di berikan son goku, tenaga ini bertambah dan jarak pandang pun terlihat jelas tak tertutup kabut ( emangnya di puncak hehe).
Jalan yang kami lalui yaitu jalan alternatif jalan yang menurut saran penjual nasi lebih cepat karena menurtnya sepi dan tidak banyak bis yang lewat jalan ini serta jalannya halus. Memang benar adanya, jalan yang kami lalui atau tepatnya jalan yang di namai juntinyuat daerah karang ampel idramayu itu memang lebar,halus, dan tak terlalu rame serta aman karena tidak banyak di lalui bis – bis umum atau kendaraan besar dan di samping kanan kiri pun banyak terdapat pohon yang gede dan rindang serta sawah – sawah yang terbentang lebar. Ku kayuh sepeda dengan riang gembira menikmati laju sepeda yang di terpa sejuknya angin saat itu.

Entah kenapa suasana hati ini berubah mungkin karena aku teringat tentang dia yang ada di sana yang sempat menggoreskan luka kikikikikik :D atau kah karena jalan ini terasa tak berujung, sudahlah kayuh saja sepeda ini semampunya. Terpaan angin semakin kencang dan menahan laju sepeda kami. Angin berhembus sangat kencang berlawana arah laju sepeda kami dan ku lihat sepanjang jalur ini tepat di samping pantai kira –kira 200m dari tepi patai dan di sampingnya hanya sawah yang membentang sedangkan pemukiman warga jauh dari jalan ini. Kami sempatkan untuk bertanya ke seseorang yang sedang memotong rumput di taman persimpangan untuk memastkan bahwa jalan yang kami lalui benar atau salah, ternyata jalan yang kami lalui benar hanya saja untuk jaraknya memang panjang.
Kami kayuh lagi sepeda dengan sisa – sisa tenaga yang ada melawan kencangnya hembusan angin yang melawan laju sepeda kami. Seakan sepeda ini tak mau di kayuh. Pak samsul saat itu mulai frustasi hingga sepedanya terpaksa di dorong tanpa di kayuh, om boim melakukan hal yang sama dan akhirnya akupun juga melakukan hal yang sama.

Di sepanjang jalan ini tak ada mushola atau pun masjid waupun ada tetapi letaknya jauh di pemukiman warga jadi jika kita mau menuju kesana harus muter jauh kedalam. Akhirnya apa yang kita rencanakan untuk istirahat saat waktu dhuhur terlewatkan. Air dalam botol minuman pun sudah habis, tenaga mulai menurun. Mushola yang terlihat dekat pun ternyata hanya doni fatamorgana akhirnya kami pun tepar... hehe

Setelah istirahat kira – kira 15 menit perjalanan pun di lanjutkan kembali.sungguh terasa sangat panjang sekali seperti tak berujung, kelak jalan ini akan ada seseorang membangun rumah dan menai tempat tersebut dengan nama desa potol haha..
Setelah beberapa jam kemudian akhirnya nemu mushola juga, sunggung sangat senang sekali ada mushola yang nyaman airnya pun melimpah kami langsung memarkirkan sepedaku dan mengeluarkan peralatan untuk sekedar ngopi – ngopi dan membuka snack yang masih tersisa. Seperti biasa aku yang bertugas membawa peralatan dan om boim sebagai koki pemasak air hehe dan pak samsul sebagai tukang icip icipnya... setelah air sudah matang om boim menyedul kopi dan teh pak samsul pun mulai mencicipinya “ hembbbb makk’nyuuuullll” katanya, ternyata air yang kami masak masih terasa asin karena memang letak mushola masih bedekatan dengan daerah pantai tapi apalah daya warung di daerah sini tidak ada akhirnya di nikmatin aja.
Kami istirahat disini cukup lumayan lama, sampai sekitar jam 14.40 kemudian kami lanjutkan perjalanan kembali. Sudah setengah hari waktu yang kami tempuh dari daerah cirebon tapi masih saja di daerah indramayu saya rasa di daerah inilah yang jalurnya sangat panjang.
Saat itu hujan rintik – rintik seperti biasa kami memakai jas hujan persiapan barang kali hujan semakin membesar, ternyata benar dugaan kami hujan semakin besar tapi tetap ku kayuh sepeda ini yang penting jas hujan sudah terpakai jadi sedikit lebih aman. Hampir satu jam setengah kami di guyur hujan di sepanjang jalan akhirnya setelah sekian abad di jalur alternatif akhirnya tembus juga di jalan pantura dan karna hujan masih belum reda kami pun istirahat di pom bensin yang  kebetulan juga ada yang jualan di situ dan akhirnya kami pun makan mie rebus, Jadi teringat saat mendaki gunung.
Dan setelah jam 16.45 kami pun meluncur lagi, hujan sudah mulai reda hanya saja banyak kendaraan kendaraan besar yang menyalip kendaraan di depannya dan menyalipnya dari arah kiri yang membuat laju sepedaku harus turun dari aspal.
Setelah jam 18.00 kami pun beristirahat lagi di depan alfamart untuk sekedar membeli minuman roti dan tembakau dan masih saja berada di daerah indramayu. Indramanyuuun jalanmu sangat panjang penuh dengan lika liku dan menampilkan pemandangan pemandangan yang berbeda – beda , tadi siang ketika kita lewat di daerah karang ampel atau desa potol di suguhi dengan pemandangan tepi pantai dan sekarang siang mulai berganti malam setelah membeli minum dan perjalana di lanjutkan kembali, kami melewati jalan raya yang di samping kanan kiri jalan terdapat pemakaman umum. Mungkin kurang lebih 1 km pemakaman yang ter dapat di samping kanan kiri jalan ini. Setelah melawati pemakaman kami melewati daerah lokalisasi, di sepanjang jalan terdapat gubuk gubuk napsu yang banyak di datangi oleh hidung hidung pesek maksud saya belang. Entah kenapa seorang laki – laki yang suka memuaskan napsunya di tempat – tempat lokalisasi di sebut hidung belang. Terlihat wanita wanita yang bermake up tebal dengan busana ala manusia purba yang sedang menanti seseorang yang ingin menikmati tubuhnya.
Setelah beberapa jam kemudian ketemulah sebuah masjid di kanan jalan raya yaitu masjid jami al ijtiha sukahaji patrol INDRAMAYU ya masih di daerah indramayu. Saat itu kami tiba di masjid jam 21.00 wib jadi suasana masjid sudah sepi hanya beberapa orang saja yaitu penjaga masjid itu sendiri dan seorang bapak – bapak yang menghampiri kami yang katanya juga habis dari perjalana jauh sehingga harus bermalam di sini karena uang nya lagi minin untuk bisa menyewa hotel atau semacamnya.

Kali ini tidur terasa lebih nyaman karena suasana masjid lumayan tenang dan untuk sepeda pun aman karena masjidnya ada gerbang dan di samping gerbang ada warga yang sengaja menjaga masjjid tersebut.
Minggu 28 desembaer 2014, jam 04.00 kami pun bangun untuk merapikan sekitar area yang kami gunakan untuk bertidur agar tak terlihat terlalu berantakan dengan barang yang kami bawa. Suara adzan subuh berkumandang saatnya untuk sholat subuh berjamaah, setelah sholat subuh seperti biasa om boim menyiapkan air panas untuk sekedar membuat kopi maupun teh. Setelah semua barang di packing dan siap untuk meluncur kembali melanjutkan perjuangan jam 05.30.
Dengan semangat baru ku kayuh sepeda untuk tetap melaju, dan setelah satu jam kemudian sampailah kami di perbatasan subang. Tak perduli ku kayuh terus sepeda ini sampai akhirnya perut kami yang mengingatkan bahwa tadi pagi belum sarapan dan jam 08.50 kami pun sarapan di daerah pamanukan. Bagaikan air di gurun pasir, kami makan di warung makan yang terdapat di kanan jalan raya pamanukan, warung yang terdapat pohon rindang di sampingnya dan terbentang hamparan padi yang luas di belakngnya dengan pelayanan yang ramah oleh anak pemilik warung tersebut membuat suasana ini terasa lebih nyaman dan damai. Pak samsul pun mulai melahap nasi yang telah di hidangkan dan om boim sesekali melirih pelayan tersebut entah apa yang ada di benak om boim. Disini kami istirahat cukup lama sekitar hampir satu jam sampai – sampai pak samsul pun sempat terlelap.
Perjalanan di lanjutkan kembali, ku kayuh sepeda dengan semangat dan selalu berhati – hati karena banyak kendaraan besar yang memakai jalur ini. Sepanjang jalur ini sering terjadi keccelakaan hal ini di perjelas dengan banyank nya tulisan – tulisan yang isinya peringatan kepada semua pemakai jalan ini. Terlihat kerumunan orang di pinggiir jala raya dari kejauhan saya kira ada pedagang atau para petani tapi setelah kami jarak kami mulai dekat ternyata telah terjadi kecelakaan antara mobil dan sepeda motor, saat kami melintas terlihat seseorang tergeletak bersimpah darah, tanpa bisa berbuat banyak dan kamipun berlalu begitu saja. Setelah jam 11.00 sampailah kami di daerah kerawang, jalan yang panas dan di penuhi dengan banyak kendaraan, jalanan mulai menanjak dan padatnya kendaraan membuat jalan macet. Hal in terkadang memisakan laju sepedaku denga yang lain aku selalu melihat kemana arah laju sepeda pak samsul, sesekali aku menengok ke belakang memastikan jarak dengan om boim yang di belakang terkadang terliahat terkadang juga tidak, jok sepeda ku yang terlalu tinggi terkadang menyulitkan saya ketika harus berhenti secara mendadak hal ini pun sama seperti yang di alami paka samsul sedangkan om boim sepeda lowrider yang di gunakan stank yang di gunakan terlalu lebar sehngga terkadang susah untuk menerobos di sela – sela antara mobil – mobil yang terjebak macet . hingga ketika aku dan pak samsul melewati persimpangan yang mengarah ke bekasi sedangankan om boim tak terlihat, kami tunggu di samping jalan dengan perasaaan harap – harap cemas karena sudah 5 menit lebih masih saja belum terlihat dan akhirnya muncul juga bagai zorro yang menunggangi kambing hehe ternyata benar dia salah jalur untung saya dia sadar kalo nyasar coba kalo tidak, tak usah  di bayangkan.
Kembali ku kayuh sepeda sembali melihat kanan kiri jalan mencari apakah ada mushola ataupun masjid untuk sekedar meluruskan kaki sepanjang jalan yang kami lalui tak ada masjid ataupun musholah yang ada di pinggir jalan karena sudah di penuhi dengan bangunan bangunan yang menjual beraneka macam barang. Jam 12.00 kami memasuki daerah cikampek dan akhirnya kami menemukan mushola kecil yang agak menjorok ke dalam mushola itu tepat didepan toko yang ada di seberang jalan. Saat itu saya langsung menuju mushola dan dari kejauhan terlihat seorang gadis canting yang sedang menunggu pacarnya yang sedang menunaikan sholat dhuzur, ralat, maksud saya bukan pacar tapi anggap saja tukang ojeg hehe.. kami langsung memarkirkan sepeda di samping mushola, pak samsul langsung berbaring sedangkan aku mengeluarkan peralatan tempur untuk membuat kopi atau pun teh dan om boim sebagai cheff. Setelah sholat sembari duduk santai menikmati kopi yang masih hangat kami becanda seadanya sejenak melupakan rasa lelah yang hinggap di tubuh ini. Setelah istirahat kami rasa cukup, perjalanan pun di lanjutkan kembali. Kami mengambil arah ke bekasi karena saat itu kami sengaja mau mampir ke tempat bulekku yang tinggal di daerah pengasinan bekasi.
Jalan yang kami tempuh yaitu jalan lingkar yang amat panjang dan terdapat tanjakan – tanjakan jembatan yang tinggi sampai sesekali harus turun dan mendoronganya. Dan beberapa kali pun kami istirahat di atas jembatan itu untuk sekedar melihat pemandangan yang ada di sekitar daerah tersebut sambil mengatur nafas yang mulai tersendat sendat.
Persediaan air saat itu sudah mulai habis , kami usahakan minum air secukupnya saja agar cukup untuk sampai di daerah pemukiman warga. Dan akhirnya sekitar jam 15.45 kami berhenti di sebuah warung yang menjual es kelapa muda ya minuman kesukaan saya hehe..
Perjalanan di lanjutkan kembali dan masih saja kami menemui jembatan – jembatan yang menanjak tinggi hingga kami bosan.





Setelah memasuki daerah bekasi kami di pusingkan dengan keadaan yang ada jalan yang tertutup aspal dan di penuhi dengan serangga – serangga bermesin buatan luar negeri dengan suaran yang terdengar sangat bising di telinga. Ah sudah lah kami kayuh saja sepeda ini agar cepat sampai di bulekku.

Setelah sempat nyasar di daerah pengasinan akhirnya pun sampai di tempat bulekku pukul 21.15 wib. Setelah mandi –mandi dan menyatap makanan yang di hidangkan akhirnya kami pun tidur dengan  nyaman.
Senin , 29 desember 2014 pukul 07.00 kami bergegas dan kembali ku kayuh sepeda ini menuju ibu kota jakarta.  Tak lupa pamit terlebih dahulu dan kami sempatkan memotret dede kecil yaitu cucu dari bulekku.
Dari bekasi ke HI kami lewat jalan kali malang, pemandangan sepanjang jalan yang ada hanya gedung gedung yang menjulang tinggi dan serangga serangga bermesin . tanah – tanah yang tetutup dengan aspal yang menghambat air meresap ke tanah. Ini baru tahun 2014 apa yang akan terjadi 10 tahun kemudian.
Singkat cerita akhirnya kami sampai di HI jam 10.30 wib.


Foto di atas jembatan salemba, sejenak teringat beberapa tahun yang lalu

HI 29 desember 2014

Jembatan penyebrangan

Menunggu kurir / pengantar surat dari smk islam pemalang ke bpk.Anis baswedan di KEMENDIKBUD



MONAS 14.00 Wib